Jakarta (ANTARA) –
Sekretaris Jenderal Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Zulfady Syam mengatakan berdasarkan hasil survei APJII pada tahun 2023 menemukan bahwa masyarakat Indonesia saat ini lebih memberi perhatian pada konten kesehatan di internet.
Selain konten tentang kesehatan, banyak dari masyarakat juga mengakses konten olahraga dan infotainment atau gosip.
"Orang-orang Indonesia kok sekarang lebih waspada tentang kesehatan, lebih waspada olahraga tapi tidak meninggalkan gosip, jadi ini yang menarik tiga konten yang paling sering di akses oleh masyarakat Indonesia," ucap Zulfady pada peluncuran survei APJII di Jakarta, Senin (15/05).
Dari preferensi berdasarkan jenis kelamin, konten olahraga paling banyak diakses oleh laki-laki sebesar 53,4 persen. Selain itu laki-laki juga cukup sering membuka konten politik, sosial, hukum dan HAM yang dalam survei sebesar 33,9 persen.
Baca juga: Google Indonesia catat 21 juta pengguna internet baru selama 2021
Sementara untuk perempuan, sebesar 49,48 persen mengakses konten gosip atau infotainment, kemudian kesehatan 44 persen, dan sebesar 23,8 persen mengakses konten tentang ekonomi, keuangan dan bisnis.
Disamping itu, konten untuk yang paling sering dikunjungi masyarakat untuk hiburan adalah 55 persen dari video online, 48,3 persen dari musik online dan 23 persen dari game online.
Meskipun sekarang TV berbayar atau berbasis internet seperti Netflix, Viu, atau Disney Plus juga sedang gencar, ternyata bukan menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan konten hiburan. Hal ini terbukti dari data yang di dapat hanya sebesar 12,7 persen masyarakat yang mengakses TV berbasis internet sebagai sarana hiburan.
Untuk mengakses media sosial, survei APJII menunjukkan preferensi masyarakat Indonesia masih tertuju pada aplikasi video YouTube yang naik sebesar 2,39 persen dari tahun lalu ke angka 65,4 persen pada tahun ini. Dan ada penurunan pada tren penggunaan Facebook sebesar 1,12 persen, sehingga saat ini media sosial besutan Mark Zuckerberg itu diakses sebanyak 60,24 persen masyarakat.
"Waktu yang dihabiskan untuk bersosial media adalah sekitar 1-2 jam mencapai 46,16 persen dan 2-3 jam sebesar 25,14 persen," tambah Zulfady.
Zulfady juga mengungkapkan temuan menarik dari survei APJII tahun ini yaitu masyarakat Indonesia dinilai tidak mengetahui adanya situs judi online atau situs pornografi di Internet.
Ia mengatakan ketidaktahuan masyarakat tentang adanya situs judi atau pornografi di internet bisa jadi karena peran DNS Indonesia yang terhubung dengan trust positive dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berjalan dengan baik.
"Karena berjalan yang tadinya orang zaman dulu langsung bisa terpapar dengan pornografi dan judi, kali ini bisa di minimal. Bukti survei banyak yang tidak tahu," ungkapnya.
Filtering DNS yang dilakukan dengan Kominfo menurutnya sudah cukup efektif membatasi masyarakat untuk bisa mengakses situ ilegal tersebut.
Sementara itu media obrolan atau chat yang sering digunakan masih didominasi oleh aplikasi WhatsApp sebesar 98,63 persen, dan media platform untuk rapat secara daring juga masih unggul oleh Zoom dengan 63,57 persen masyarakat yang menggunakannya.
Baca juga: Gaya hidup sehat di masa endemi hingga "recall" Nissan di Indonesia
Baca juga: Survei APJII catat peningkatan penetrasi pengguna internet Indonesia
Baca juga: Cakap Digital dan upaya tingkatkan literasi digital