PBSI Jaga Atlet Jangan Sampai Cedera Jelang Olimpiade Paris 2024

PP PBSI terus mempersiapkan pebulutangkisnya jelang Olimpiade Paris 2024. Salah satu yang wajib diwaspadai ialah cedera.

Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI M. Fadil Imran menyampaikan hal itu karena belajar dari pengalaman atlet-atlet sebelumnya terkena cedera dan dalam masa pemulihan.

Atlet-atlet yang sebelumnya sempat mengalami cedera ialah Apriyani Rahayu dan Gregoria Mariska Tunjung.

Baca juga: Siasat PBSI Amankan Kuota Olimpiade Paris

Gregoria sempat dalam kondisi yang tidak sepenuhnya maksimal terutama saat Indonesia Masters 2024. Cederanya mengalami peradangan sehingga dibutuhkan perawatan.

Sementara Apriyani telah pulih hanya memang performanya perlu dibangkitkan lagi demi menatap turnamen-turnamen kualifikasi Olimpiade. Sebab, rencananya keduanya bakal diturunkan di All England pada 12-17 Maret 2024.

“Alhamdulillah perkembangan tentang kondisi atlet kita yang kemarin didera cedera sudah kondisi, sudah baik. Tinggal proses pemulihan kecil-kecil. Ya, tidak primer tapi sekunder,” kata Fadil kepada pewarta, ketika ditemui di kawasan Jakarta.

“Kan cedera ini secara fisikal ada, secara psikologis ada. Itu yang kami perbaiki,” lanjutnya.

Fadil berharap situasi positif tersebut dapat terus dijaga hingga menjelang Olimpiade yang akan bergulir 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.

“Mudah-mudahan situasi ini bisa kami pertahankan karena memang cedera ini menjadi persoalan yang harus diwaspadai, bukan hanya kita tapi hampir semua negara juga mewaspadainya soal cedera ini,” ujar Fadil yang juga Sekretaris Jenderal PP PBSI ini.

“Oleh sebab itu latihan benar-benar terukur, event yang diikuti juga benar-benar selektif,” lanjutnya.

Baca juga: Upaya Panjat Tebing RI Loloskan 2 Atlet Lagi ke Olimpiade

Fadil sekaligus menjelaskan bahwa enam turnamen BWF perebutan poin Olimpiade yang tersisa hingga 28 April ini tak akan diikuti seluruhnya oleh setiap atlet. Keikutsertaan mereka bergantung pada posisi ranking Race to Olympic mereka saat ini.

“Memang ada beberapa atlet yang tidak butuh poin banyak, hanya butuh mempertahankan ranking sekarang. Jadi tidak semua wajib diikuti. Kami sudah punya pilihan-pilihan jadwal bagi setiap sektor dan pemain yang akan mereka ikuti agar race to olimpik bisa aman karena itu miles stone pertama kami. Kami tidak bisa paksakan,” Fadil menjelaskan.

“Kami juga sudah menghadirkan pakar psikolog sport itulah sport sciene. Kami menggandeng ahlinya dalam konteks sport science. Oleh sebab itu, saya mohon doa restu semua agar apa yang menjadi ikhtiar kami bisa terwujud, bisa jadi kebanggaan,” ujar Fadil soal menjaga mental atlet.

(mcy/aff)

Related Posts

Hak Cipta © 2024 Paketinetmurah. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.